Masuknya Jepang ke Indonesia dan Sambutan Bangsa Indonesia
Gambar. Hitoshi Imamura signing the surrender of Rabaul aboard HMS Glory on September 12, 1945
Masuknya Jepang Ke Indonesia
Ketika Prancis menyerah kepada Nazi Jerman pada tahun 1940 selama Perang Dunia II, Jepang memanfaatkan situasi tersebut untuk memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara. Wilayah-wilayah jajahan Prancis di kawasan itu, seperti Indochina (sekarang Vietnam, Laos, dan Kamboja), menjadi target strategis Jepang.
Pada tahun 1941, Jepang menekan pemerintah Vichy Prancis, yang berada di bawah pengaruh Jerman, untuk mengizinkan mereka masuk ke Indochina.
Pada tahun 1941 Jerman melakukan invasi ke Rusia, melalui operasi besar yang dikenal sebagai Operasi Barbarossa pada tanggal 22 Juni 1941. Invasi Jerman Ini adalah salah satu kampanye militer terbesar dalam sejarah dan menandai awal dari konflik brutal antara Jerman Nazi dan Uni Soviet.
Sebelumnya, pada tanggal 27 September 1940, Pakta Tripartit ditandatangani oleh Jerman, Italia, dan Jepang, yang secara resmi membentuk aliansi militer mereka dalam Blok Poros (Axis Powers). Perjanjian ini menjadi dasar kerja sama antara ketiga negara selama Perang Dunia II.
Blok Poros ini kelak akan bersama-sama melawan Sekutu (Amerika Serikat, Inggris dan Prancis) dalam Perang Dunia II.
Meskipun Amerika Serikat tidak memiliki kepentingan di wilayah Indochina, namun aksi penguasaan Jepang atas wilayah itu ditentang oleh Amerika Serikat. Pada tahun 1941, Amerika Serikat memprakarsai terbentuknya persekutuan militer yang disebut dengan ABDACOM (American, British, Dutch, Australian Comand) untuk menghadapi Jepang.
Presiden Amerika Serikat, F.D. Roosevelt menerapkan kebijakan mengembargo baja dan besi tua kepada Jepang, disusul dengan pembekuan semua aset Jepang. Selanjutnya, Amerika Serikat juga melakukan pelarangan minyak bumi kepada Jepang.
Kebijakan Amerika Serikat ini menjadi ancaman besar bagi Jepang, sebab Jepang sangat tergantung pada minyak bumi Amerika Serikat untuk kegiatan industrinya serta untuk keperluan perang.
Jepang dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit, akhirnya Jepang memutuskan untuk menguasai sumber minyak baru di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk wilayah Hindia Belanda yang saat itu dikuasai oleh Belanda. Itu artinya Jepang harus melewati kekuatan militer yang kuat yaitu Amerika Serikat.
Di bawah ABDACOM, Amerika Serikat bertanggung jawab dalam melindungi kepentingan Hindia Belanda. Menyerang Hindia Belanda berarti menyerang seluruh anggota ABDACOM. Jepang memutuskan untuk lebih dahulu melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat.
Pangkalan militer Amerika Serikat terdekat di Asia ialah pangkalan militer Angkatan Laut di Pasifik, yaitu di Pearl Habour, Hawai. Jepang segera menyerang Pearl Harbour secara mendadak pada tanggal 7 Desember 1941. Setelah berhasil menghancurkan Pearl Harbour, selanjutnya Jepang berhasil menguasai Filipina pada tanggal 10 Desember 1941.
Jepang mulai menyerang Hindia Belanda pada Januari 1942, sebagai bagian dari strategi mereka untuk menguasai wilayah Asia Tenggara yang kaya sumber daya, terutama minyak. Daerah Hindia Belanda yang pertama kali berhasil dikuasai ialah Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942, dan menyusul pusat-pusat pemerintahan Hindia Belanda di Sumatera dan Jawa, seperti; Balikpapan, dan Palembang, yang merupakan pusat penghasil minyak.
Pertempuran Laut Jawa (27 Februari 1942) menjadi salah satu pertempuran besar, di mana Sekutu, termasuk Belanda, mengalami kekalahan telak dari angkatan laut Jepang.
Pada 8 Maret 1942, Belanda secara resmi menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Penyerahan ini dilakukan oleh Letnan Jenderal Hein Ter Poorten, Panglima Angkatan Darat Hindia Belanda, kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari Jepang.
Sambutan Bangsa Indonesia Terhadap Kedatangan Jepang
Kedatangan Jepang pada awalnya memang disambut baik oleh sejumlah tokoh nasional Indonesia seperti Sukarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Hal ini disebabkan oleh propaganda Jepang yang menarik simpati rakyat Indonesia, serta harapan bahwa kedatangan Jepang akan membebaskan mereka dari penjajahan Belanda. Namun, sikap ini kemudian berubah setelah Jepang menunjukkan sifat sebenarnya sebagai penjajah.
Alasan kedatangan Jepang ke Indonesia disambut baik oleh bangsa Indonesia karena:
- Kekalahan Belanda kepada Jepang dianggap sebagai akhir dari penjajahan Belanda dan dimulainya era baru ketika bangsa-bangsa Asia yang dipelopori Jepang dapat berdiri di atas kakinya sendiri. Keyakinan ini diperkuat ketika bangsa Jepang memperkenalkan dirinya sebagai saudara tua atau hakko ichiu bangsa-bangsa Asia. Serta propaganda Jepang dengan gerakan Tiga A pada 29 April 1942, yaitu; Nipon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia. Gerakan Tiga A ini bahkan diketuai oleh orang Indonesia yaitu Mr. Syamsuddin.
- Janji Kemerdekaan, Jepang berjanji jika Perang Pasifik dimenangi, maka bangsa-bangsa di Asia akan mendapatkan kemerdekaan. Bahkan Jepang juga berjanji menciptakan kemakmuran bersama di antara bangsa-bangsa Asia.
- Jepang bersikap simpatik terhadap aktivitas pergerakan nasional. Jepang menjanjikan dukungan terhadap gerakan nasionalisme Indonesia, termasuk memberikan ruang untuk aktivitas politik terbatas. hal ini terlihat dengan dibebaskannya secara bertahap para tokoh yang ditahan dan dibuang oleh pemerintah Hindia Belanda, seperti Sukarno dll.
- Untuk terus mendapatkan dukungan masyarakat Indonesia, Jepang memberikan janji-janji yang menggugah semangat nasionalisme, termasuk janji untuk memberikan kebebasan beribadah, mengizinkan pengibaran bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera Jepang (Hinomaru), menggunakan bahsa Indonesia, serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya berama lagu kebangsaan Jepang yaitu Kimigayo.
Meskipun Jepang memberikan janji-janji tersebut, dalam praktiknya janji Jepang tidak sepenuhnya terealisasi. Jepang tetap mengawasi ketat kegiatan rakyat Indonesia, termasuk pengibaran bendera Merah Putih. Jepang lebih fokus pada eksploitasi sumber daya alam dan tenaga manusia Indonesia untuk kepentingan perang mereka. Kegiatan yang dianggap melawan Jepang atau menunjukkan nasionalisme yang terlalu kuat sering kali ditekan dengan keras.
Rakyat Indonesia awalnya tidak sadar bahwa mereka hanya diperalat untuk mendukung industrialisasi Jepang serta melancarkan ambisi imperialisnya, yaitu untuk tujuan kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.***
0 Komentar