Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Sejarah Pemberontakan Andi Aziz: Latar Belakang, Jalannya Pemberontakan dan Penumpasan Pemberontakan Andi Aziz

Sejarah Pemberontakan Andi Aziz: Latar Belakang, Jalannya Pemberontakan dan Penumpasan Pemberontakan Andi Aziz 

Sejarah Pemberontakan Andi Aziz: Latar Belakang, Jalannya Pemberontakan dan Penumpasan Pemberontakan Andi Aziz
Gambar. Andi Aziz di tengah

Pemberontakan Andi Aziz terjadi di daerah Makassar yang dipimpin oleh Kapten Andi Aziz pada tahun 1950, Andi Aziz merupakan mantan prajurit KNIL. Pemberontakan Andi Aziz terjadi karena Andi Azis dan pengikutnya menentang rencana penyatuan Negara Indonesia Timur (NIT) ke dalam Republik Indonesia. Mereka juga menolak masuknya pasukan APRIS yang berasal dari TNI ke Makassar.

Latar Belakang Pemberontakan Andi Aziz

Pada tahun 1950, di Makassar kondisinya mulai tidak kondusif. Banyak terjadi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat anti federal. Masyarakat mendesak agar Negara Indonesia Timur (NIT) untuk dibubarkan dan bergabung dengan Republik Indonesia.

Ditengah kondisi Makassar yang semakin tidak kondusif tersiar berita bahwa pemerintah RIS akan mengirimkan pasukan militer sejumlah 900 orang, yang berasal dari APRIS ke Makassar dengan tujuan untuk melakukan pengamanan di wilayah Makassar. Pasukan militer ini dipimpin oleh Mayor H. V. Worang berlabuh Makassar. 

Atas kehadiran pasukan APRIS ini membuat khawatir pasukan mantan KNIL. Mereka takut terdesak oleh pasukan yang baru datang tersebut. Mereka kemudian berhabung dan menamakan diri "Pasukan Bebas" di bawah pimpinan Kapten Andi Aziz.

Jalannya Pemberontakan Andi Aziz

Pemberontakan Andi Aziz diawali dengan penyerangan markas Tentara Republik Indonesia di Makassar. 

Tepat pada pukul 05.00 AM, tanggal 5 April 1950, Andi Azis bersama pasukannya yang dibantu oleh anggota Koninklije Leger (pasukan Belanda) dan KNIL menyerang markas APRIS di Makassar. Berkat kekuatan yang lebih unggul, Andi Azis bersama pasukannya berhasil menguasai kota Makassar.

Beberapa perwira ditawan, termasuk Letnan Kolonel A. J. Mokoginta dan bebera prajurit APRIS menjadi korban pasukan Andi Aziz. Mereka menuntut agar pasukan TNI tidak campur tangan dalam urusan keamanan di Sulawesi Selatan dan wilayah Negara Indonesia Timur.

Penumpasan Pemberontakan Andi Aziz

Atas tindakan Andi Aziz dan pengikutnya, pemerintah RIS yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta mengutuk tindakan Andi Azis. Presiden Soekarno memerintahkan agar pemberontakan ini segera ditumpas dan Andi Azis menyerah tanpa syarat.

Tanggal 8 April 1950 pemerintah pusat mengeluarkan ultimatum dan menginstruksikan kepada Andi Aziz agar dalam waktu 2x24 jam untuk datang melaporkan diri ke Jakarta guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tjokorda Gde Raka Soekawati, Presiden Negara Indonesia Timur (NIT), memerintahkan Andi Azis untuk menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas tindakannya di Jakarta. Perintah ini dikeluarkan pada 8 April 1950, sebagai bagian dari ultimatum pemerintah untuk mengatasi pemberontakan Andi Azis. 

Pemerintah mengirim pasukan TNI sdari Jawa ke Sulawesi Selatan sebanyak 12.000 tentara di bawah komando Kolonel Alex Kawilarang. Pasukan TNI mulai mengambil alih kendali wilayah yang dikuasai oleh Andi Azis dan pasukannya.

Pada 15 April 1950, Andi Azis ditangkap. Pada 21 April 1950, Sukawati mengumumkan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI. Andi Aziz dijatuhi hukuman penjara selama 14 tahun atas perbuatannya.

Pemberontakan Andi Azis menunjukkan kompleksitas transisi politik Indonesia pasca-kemerdekaan, khususnya dalam menyatukan berbagai wilayah yang sebelumnya dipengaruhi oleh sistem federal Belanda. Pemberontakan Andi Aziz mempercepat proses penyatuan seluruh wilayah Indonesia ke dalam sistem negara kesatuan. ***


Posting Komentar

0 Komentar