Kerajaan Kalingga
![]() |
Gambar. Ratu Shima |
Kerajaan Kalingga sering juga disebut dengan Kerajaan Holing merupakan Kerajaan bercorak agama Buddha yang berdiri sekitar abad ke VII Masehi.
Letak Kerajaan Kalingga
Lokasi kerajaan Kalingga sampai saat ini masih menjadi perdebatan, berdasarkan sumber yang berasal dari Tiongkok, kerajaan Kalingga terletak di Pulau Jawa, tepatnya di Pantai Utara Jawa Tengah yang diperkirakan antara wilayah Jepara dan Pekalongan.
Menurut sumber dari Tiongkok yang ditulis oleh I Tsing disebutkan letak kerajaan Kalingga yang bernama Ho-Ling berlokasi di Cho-Po (Jawa). Dalam catatan I Tsing disebutkan sebagai berikut:
- Kalingga terletak di Jawa, tepatnya di Laut Selatan. Kerajaan ini berada di antara Kamboja di sebelah Utara, Bali di sebelah Timur, dan Sumatra disebelah Barat.
- Ibu kota kerajaan pada waktu itu dikelilingi benteng yang terbuat dari tonggak kayu.
- Raja tinggal di istana kerajaan yang tersusun atas bangunan bertingkat yang besar, mempunyai atap dari daun aren, serta singgasana dari gading gajah.
- Penduduknya pandai membuat arak dari nira pohon kelapa.
- Selain gading gajah dan cula, kerajaan ini menghasilkan banyak barang tambang berupa perak dan emas.
Tidak ada sumber yang menyatakan secara spesifik dimana letak Kerajaan Kalingga secara pasti. Kesulitan menentukan secara pasti dimana letak Kerajaan Kalingga dipengaruhi banyak faktor seperti; kurangnnya penemuan arkeologis, perubahan geografis yang dipengaruhi erosi dan sedimentasi, atau faktor interpretasi yang berbeda-beda di kalangan sejarawan. Sehingga letak kerajaan Kalingga hingga saat ini masih menjadi perdebatan.
Sumber Kerajaan Kalinga
Sumber kerajaan Kalinga kebanyakan diperoleh dari sumber Tiongkok, tradisi atau kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun beratus tahun kemudian. Sumber Tiongkok yang menjelaskan keberadaan kerajaan Kalingga ditulis pada masa Dinasti Tang oleh I-Tsing.
I-Tsing adalah seorang pendeta Buddha dari Cina yang lahir pada tahun 635 Masehi dan menjadi biksu pada usia 14 tahun. Ia adalah pengagum Fa Hien atau Faxian, seorang biksu terkenal yang pernah mengunjungi India dan Asia Tenggara.
Dalam catatan I-Tsing, pada tahun 664 seseorang pendeta Cina bernama Hwi-Ning datang dan tinggal di Ho-Ling (penyebutan Tiongkok untuk Kalingga) bermaksud menerjemahkan kitab suci agama Buddha. Ketika di Kalingga, ia mendapat bantuan dari pendeta Ho-ling bernama Janabadhra. Artinya kerajaan Kalingga memiliki peran penting dalam pengembangan agama Buddha.
Sumber dalam negeri yang menjelaskan keberadaan kerajaan Kalingga ialah prasasti Tuk Mas yang ditemukan di kaki gunung Merbabu, Jawa Tengah. Prasasti Tuk Mas tidak memiliki angka tahun, namun dilihat dari bentuk hurufnya, prasasti ini diperkirakan telah ada sejak tahun 500 masehi.
Prasasti Tuk Mas menjelaskan tentang keberadaan Mata Air yang jernih dan bersih.
Pemimpin Kerajaan Kalingga
Pemimpin Kerajaan Kalingga yang terkenal ialah seorang Raja perempuan yang dikenal dengan nama Ratu Shima. Pemimpin ini terkenal bijaksana terhadap rakyatnnya. Hingga membawa Kerajaan Kalingga pada puncak kejayaan.
Menurut berbagai catatan, Ratu Shima dikenal menjalankan administrasi kerajaan dengan penuh perhatian terhadap detail dan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu ceritanya menggambarkan dia sangat hati-hati dalam memantau kebijakan dan hukum yang berlaku di kerajaannya.
Ratu Shima adalah salah satu contoh langka dari kepemimpinan perempuan di Asia Tenggara pada masa itu. Kepemimpinan seorang ratu dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki adalah sesuatu yang istimewa dan jarang terjadi.
Keadaan Ekonomi, Sosial dan Politik
Berdasarkan sumber berita Tiongkok, Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan yang aman dan makmur sebab penguasa saat itu yang dipimpin oleh Ratu Shima memimpin kerajaan dengan tegas namun adil. Ia tidak membeda-bedakan rakyat atau kerabatnya dalam menjalankan hukum. Sehingga ia sangat dihormati dan dipatuhi oleh rakyatnya.
Dilihat dari letak Kerajaan Kalingga yang berada dekat dengan pesisir pantai, maka perekonomian rakyat Kalingga bertumpu pada sektor perdagangan. Komoditi yang sering diperjual berikan di pasaran pada saat itu seperti, kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gaja. ***
Posting Komentar untuk "Kerajaan Kalingga"