Tahun 1911 di Hulu sungai Batanghari, Kompleks Percandian Padangroco, Nagari Siguntur Kecamatan Situng Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat ditemukan sebuah prasati yang dinamakan dengan nama Prasasti Padang Roco.
Prasasti Padang Roco merupakan sebuah lapik atau alas dari sebuah arca Amoghapasa yang pada empat sisinya terdapat manuskrip yang dipahatkan 4 baris tulisan dengan aksara kawi dan memakai dua bahasa yaitu bahasa Melayu Kuno dan Sanskerta.
Sekarang prasasti Padang Roco disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Prasasti Padang Roco dibuat pada tahun 1208 tahun Saka atau tahun 1286 Masehi. Prasasti ini dituliskan dengan memahat pada alas atau lapik arca Amoghapasa sebagai hadiah Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari untuk Raja Kerajaan Melayu di Sumatera.
Prasasti ini menceritakan bahwa pada tahun 1208 tahun Saka, atas perintah Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari, sebuah arca Amoghapasalokeswara dipindahkan dari Bhumi Jawa ke Swarnabhumi untuk ditegakkan di Dharmasraya. Hadiah dari Raja Kertanegara ini diharapkan agar rakyat Swarnabhumi bergirang hati dan bersuka cita, terutama rajanya Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa.
Baca Juga
Isi Prasasti Padang Roco
Prof. Slamet Mulyana mengartikan isi prasasti Padang Roco sebagai berikut:
- Bahagia! Pada tahun Saka 1208, bulan Badrawada, hari pertama bulan naik, hari Mawulu Wage, hari Kamis, Wuku Medankungan, letak raja bintang di Baratdaya…
- … tatkala itulah arca paduka Amoghapasa Lokeswara dengan empat belas pengikut serta tujuh ratna permata dibawa dari Bhumi Jawa ke Swarnabhumi, supaya ditegakkan di Dharmasraya
- Sebagai hadiah Sri Wiswarupa Kumara untuk tujuan tersebut paduka Sri Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmmatunggadewa memerintahkan rakryan maha-mantri Dyah Adwayabrahma rakryan Sirikan Dyah Sugatabrahma dan
- Samagat Payanan han Dipankaradasa, rakryan Damun Pu Wira untuk mengatarkan paduka Amoghapasa. Semoga hadiah itu membuat gembira segenap rakyat di Bhumi Malayu, termasuk brahmana, ksatrya, waisa, sudra dan terutama pusat segenap para aryya, Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa.
Karena kerajaan Singhasari runtuh, kedua putri ini dikawini oleh Raden Wijaya, dimana Dara Petak dijadikan permaisuri raja Majapahit dengan gelar Indraswari. Sementara saudaranya Dara Jingga diserahkan ke Adyawarbrahma, seorang pejabat Singasari yang diutus oleh Kertanagara semasa masih hidup ke Swarnabhumi.
Dara Petak menjadi istri kelima atau terakhir dari Raden Wijaya sang pendiri sekaligus penguasa pertama Kerajaan Majapahit. Meskipun menjadi istri kelima, sosoknya dijadikan istri tinuheng pura atau istri yang dituakan di istana. Menurut Negarakertagama, Raden Wijaya sudah memiliki empat orang istri, putri dari raja Kertanagara. ***
Posting Komentar untuk "Prasasti Padang Roco; Dibawa dari Bhumi Jawa untuk Hadiah Penguasa Swarnabhumi"